Selamat datang di Blog orang yang (ngakunya sih) keren. Blog ini engga bikin wawasan kalian bertambah, nemuin jodoh, apalagi kaya mendadak, engga bisa, karena blog ini berisi cerita-cerita yang engga penting yang kalo dibaca cuma buang-buang waktu. Biarpun tulisan di blog ini kurang begitu penting, paling engga kalian semua berharap banget ketemu gue di jalan terus nyambit gue pake batu gede
Lo orang ke-segini
Minggu, 17 November 2013
Resensi Kick-Ass 2
Judul Film : Kick-Ass 2
Sutradara : Jeff Wadlow
Produser : Tarquin Pack, Matthew Vaughn
Penulis Naskah : Jeff Wadlow, Matthew Vaughn
Pemain : Aaron Johnson, Chloe Moretz, Nicolas Cage, Christopher Mintz-Plasse, Jim Carrey, John Leguizamo, Yancy Butler, Robert Emms, Morris Chestnut, Andy Nyman, Claudia Lee, Olga Kurkulina
Genre : Petualangan, Aksi, Fantasi
Tanggal Rilis Perdana : 16 Agustus 2013
Studio : Universal Pictures
Film ini merupakan sequel dari Kick Ass yang diangkat dari sebuah komik alternatif. Pemeran dan alur ceritanya benar-benar seperti lanjutan dari kick ass edisi pertama. Kisahnya masih mengenai hubungan antara Mindy Macready dan Dave Lizewsky, yang kini beranjak dewasa.
Mindy, gadis cilik yang dididik oleh ayahnya untuk menjadi superhero, kini sudah berusia 15 tahun. Ia tinggal bersama sahabat ayahnya, Detektif Polisi Marcus William yang ngotot meminta Mindy meninggalkan kehidupan superhero dan menjadi remaja wanita pada umumnya. Sayangnya Mindy justru berjanji pada ayahnya akan menjadi pelindung kota. Jadi setiap hari saat diantar sekolah, ia malah pergi dan berpatroli sebagai gadis bertopeng jago beladiri berjuluk Hit Girl
Kebalikannya Dave Lizewski justru seorang pelajar SMU biasa yang mati-matian ingin menjadi superhero. Ia merasa hanya dengan menjadi superhero, ia bisa menjadi sesuatu yang berarti. Di Kick Ass pertama digambarkan, Dave keluar berpatroli dengan seragam hijau kuning, bersenjata dua tongkat pendek, menyebut diri sebagai Kick Ass. Walau tak jago berkelahi, dan lebih sering dipukuli, Kick Ass jadi perlambang anti kemapanan dan keinginan untuk merubah lingkungan menjadi lebih baik.
Dalam sequel ini, digambarkan gara-gara Kick Ass, muncul banyak orang bertopeng yang menyebut diri mereka superhero mengikuti jejaknya. Dave Lizewski sendiri justru bertemu secara diam-diam untuk berlatih pada Mindy –satu-satunya superhero sungguhan yang dikenalnya.
Cerita beralih kepada Chris D’amico, musuh bebuyutan Kick Ass. Di film pertama dikisahkan bahwa ayah Chris adalah seorang pemimpin organisasi kejahatan yang luar biasa kaya. Awalnya Chris ingin menjadi pahlawan bertopeng, tapi terbunuhnya sang ayah membuatnya merubah cita-citanya menjadi penjahat super (hmm.. Super Villain itu musuhnya Super Hero, tapi terjemahan yang enak saya belum dapat nih)
Film inipun berputar-putar pada kisah mereka bertiga. Mindy yang berusaha masuk ke dunia remaja biasa (yang ternyata lebih kejam daripada dunia superheronya), Dave yang berusaha mencari jati diri dengan bergabung dalam suatu kelompok penjaga lingkungan, yang semuanya mempersonifikasi diri sebagai pahlawan super bertopeng, serta Chris, yang menggunakan hartanya yang banyak sekali, untuk membentuk tim penjahat super, hanya demi membuktikan diri dan membalas dendam pada Kick Ass.
Seperti saya katakan sebelumnya, kalau tidak karena aksi perkelahian yang brutal, darah berceceran dan humor ‘jorok’ yang bertebaran dalam film ini, saya akan kategorikan film ini untuk remaja. Temanya sederhana tentang beberapa remaja yang melakukan hal ekstrim sekedar untuk mencari tempat mereka didunia ini. Khas Remaja. Pengemasannya juga ngepop, dengan pace cukup cepat.
Tontonan ringan buat para penggemar superhero yang ingin melihat kepahlawanan dari sudut yang berbeda. Seru, penuh adegan perkelahian, lelucon slapstick jorok, cerita yang ringan dan tak perlu berpikir panjang. Tapi hati-hati, walau ini film yang diperankan oleh remaja, tapi rasanya jauh dari aman jika ditonton untuk anak-anak yang masih dibawah umur.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar